Apa itu Gorilla Glass pada Smartphone?

Perkembangan
Perkembangan perangkat elektronik ketika ini begitu gencar, terutama dari kelas gadget / smartphone. Beberapa dekade yang lalu, komputer langsung tidak portabel dan telepon seluler merupakan barang mewah dan langka. Saat ini, smartphone bertebaran di mana-mana, dari harga yang sangat murah sampai yang melambung tinggi. Teknologi layar sentuh pada smartphone diiringi dengan hadirnya produk pelindung layar, salah satu yang terkenal yaitu Gorilla Glass. Apa dan bagaimana cara kerja Gorilla Glass pada layar smartphone?

Kecepatan prosesor smartphone telah meningkat secara dramatis, dan juga resolusi layar lebih tajam dan lebih hidup dari sebelumnya. Prodeusen menghabiskan banyak waktu untuk menerima kualitas dan estetika yang seimbang. Salah satu peningkatan yang bisa kita rasakan yaitu layar yang semakin jernih dan kuat, tahan gores.
Baca juga: Jenis dan Cara Kerja Layar Sentuh

Perusahaan manufaktur berjulukan Corning telah berbagi produk yang mereka sebut Gorilla Glass. Perusahaan ini merancang beling sebagai pelindung smartphone kita. Saat kita membawa laptop, tablet, smartphone, pemutar musik dan perangkat lainnya, kita berisiko merusaknya melalui penggunaan sehari-hari. Gorilla Glass dari Corning bertugas untuk meminimalisir tabrakan dan dampaknya. Selain itu teknologi memungkinkan beling menjadi sangat tipis, yang berarti tidak akan mengganggu sensitivitas layar sentuh atau menambah berat yang signifikan ke perangkat. Saat goresan pena ini dibuat, Corning telah merilis Gorilla Glass 5 yang diklalim memiliki kekuatan yang lebih besar daripada versi sebelumnya.

Perkembangan
Gambar Gorilla Glass 5

Makara bagaimana cara kerja Gorilla Glass melindungi layar? Apa yang membuat Gorilla Glass lebih tahan gores dari jenis beling lainnya? Jawabannya melibatkan suhu yang luar biasa, proses panjang, mekanik dan materi khusus. Produk final yaitu bagian beling tipis yang bisa menahan banyak beban.

Mungkin kita berpikir bahwa materi yang digunakan berasal dari proses produksi, tapi kenyataannya yaitu materi yang bisa kita temukan di alam. Batuan dan mineral tertentu menjadi beling setelah bersentuhan dengan suhu tinggi. Hal ini terjadi secara alami di sepanjang aliran lava dan daerah petir menghantam tanah.

Manusia telah menciptakan beling selama ribuan tahun. Tungku bisa menghasilkan panas yang luar biasa sampai melelehkan jenis batuan menjadi apa yang kita sebut lelehan kaca. Pada tahap ini, Anda bisa membentuk beling dengan banyak sekali cara, termasuk menggunakan tabung untuk mendorong udara masuk ke dalam massa, atau biasa disebut teknik glass blowing.

Kaca komersial umumnya berasal dari tiga sumber utama. Yang pertama yaitu pasir, yang kita lihat secara kimiawi sebagai silikon dioksida. Itulah jenis materi yang digunakan Corning dalam proses pembuatannya. Dua jenis materi lainnya termasuk watu kapur dan natrium karbonat.

Corning mengambil silikon dioksida (SiO2) dan menggabungkannya dengan materi kimia lain sebelum mencairkannya menjadi beling yang meleleh. Kaca yang dihasilkan yaitu aluminosilikat yang berarti beling mengandung aluminium, silikon dan oksigen. Kaca juga mengandung ion natrium (Na), yang menjadi faktor penting pada tahap pembuatan selanjutnya.

Kaca cair ditual ke palung berbentuk V sampai terisi penuh dan mulai meluap di sisi palung. Lengan robot otomatis menarik lembaran beling dari tepi palung. Setiap lembar memiliki ketebalan sekitar setengah milimeter.
Perkembangan
Proses Pembuatan Gorilla Glass sebagai layar Smartphone

Pada tahap ini, kalau beling ini digunakan untuk layar pada perangkat smartphone akan menghasilkan pelindung yang sangat jernih, tapi tidak tahan terhadap goresan, biasa disebut beling aluminosilikat. Untuk membuat Gorilla Glass tahan tabrakan maka perlu sentuhan akhir.

Rahasia bahu-membahu di balik kekuatan Gorilla Glass melibatkan proses kimia yang disebut pertukaran ion. Ion yaitu atom yang memperoleh atau kehilangan elektron sehingga membawa muatan bersih. Elektron yaitu partikel sub-atom bermuatan negatif. Ion muatan bersih yaitu negatif kalau memiliki kelebihan elektron atau positif kalau kehilangan elektron. Elemen dalam bentuk atomik memiliki muatan netral karena jumlah elektron sesuai dengan jumlah proton, yang bermuatan positif.

Jadi, apa hubungannya ion dengan kaca? Kaca aluminosilikat dari tahap pertama proses pembuatan mengandung ion natrium. Lembaran beling ini dicelupkan ke dalam ion potassium. Jika Anda melihat tabel unsur periodik, Anda akan melihat bahwa natrium berada sempurna di atas potassium. Susunan tabel periodik mengatur elemen dengan berat atom dan elemen secara berkelompok yang memiliki kualitas serupa bersama-sama. Baik natrium dan kalium termasuk dalam kelompok yang dikenal sebagai logam aktif, yaitu jenis logam yang bereaksi berpengaruh dengan zat lainnya.

Sodium lebih tinggi pada tabel periodik daripada kalium, yang berarti atom natrium lebih kecil dari atom kalium. Jika Anda bisa mengeluarkan ion natrium dari beling aluminosilikat dan menggantinya dengan ion potasium yang lebih besar, lembaran beling akan mengalami kompresi.

Bayangkan saja kita memiliki jaring. Susunan garis pada jaring sangat fleksibel tapi kencang dan kuat. Di setiap lubang jaring ada bola yang terpasang sempurna pada tempatnya. Sekarang bayangkan kalau bola tersebut diganti dengan bola sepak yang lebih besar. Hal ini ibarat dengan apa yang terjadi pada tingkat atom dengan pertukaran ion.

Makara bagaimana cara kerja Gorilla Glass? Untuk mengganti natrium dengan potassium, pertama harus mematahkan ikatan ion sodium dengan kaca. Itulah sebabnya wadah garam kalium sangat panas yang mencapai suhu 400 derajat celcius. Pada suhu ini, energi (panas) memecah ikatan ionik natrium menjadi aluminosilikat. Tapi salah satu kualitas yang dimiliki logam aktif rendah yaitu kemampuannya mempertahankan ikatan ionik pada suhu yang lebih tinggi daripada logam aktif yang lebih ringan. Kalium memiliki berat lebih dari natrium, 400 derajat celcius tidak cukup untuk menjaga ion kalium dan aluminosilikat.

Setelah proses pemanasan di wadah potassium, aluminosilikat terkompresi oleh ion potassium. Kompresi menciptakan lapisan pelindung pada beling dan memberi kekuatan yang tidak dimiliki beling normal. Meskipun sangat kuat, Gorilla Glass masih dapat didaur ulang.

Proses pertukaran ion bukanlah hal gres dan Corning Gorilla Glass bukan satu-satunya beling yang diperkuat secara kimia di pasaran. Tapi Corning telah menyampaikan kekuatannya dengan banyaknya perangkat yang menggunakannya. Kaca biasa akan mudah pecah, beling yang dikuatkan secara kimia akan lebih tahan tapi tetap bisa rusak dengan tekanan yang cukup. Gorilla Glass jauh lebih tahan terhadap kerusakan.

Perusahaan Corning bermitra dengan produsen perangkat dan menyediakan Gorilla Glass sebagai adegan dari proses pembuatan produk elektronik. Umumnya, kita sebagai konsumen tidak bisa dengan mudah membeli selembar Gorilla Glass sesuai dengan perangkat kita. Dalam hal ini, Corning bertindak sebagai yaitu original equipment manufacturer (OEM). Produk final akan menggunakan Gorilla Glass namun terpasang dengan merek perusahaan lain, misal produk smartphone.

Corning tidak diizinkan untuk mengungkapkan semua produk yang menggunakan Gorilla Glass-nya. Namun di antara produk yang telah diumumkan perusahaan tersebut yaitu jajaran Sony BRAVIA dari perangkat televisi, perangkat tablet Samsung Galaxy Tab dan Dell Streak. Produsen smartphone memanfaatkan Gorilla Glass untuk membantu produk mereka bertahan dari keausan perangkat dan goresan, produsen televisi mempertimbangkannya untuk membuat produk mereka lebih awet.
Baca juga: Kode Rahasia Android Samsung

Karena proses penggabungan fusi menciptakan lembaran beling tipis yang tidak menghambat aplikasi ibarat layar sentuh kapasitansi, kita mungkin akan melihat lebih banyak smartphone dan tablet yang menggunakan Gorilla Glass dalam konstruksinya. Proses manufaktur beling tahan gores dan ledakan popularitas perangkat portabel mungkin menjadi momentum yang sempurna untuk mendorong pasar smartphone.

0 Response to "Apa itu Gorilla Glass pada Smartphone?"

Posting Komentar